alkisah ada seorang pria yang bekerja sebagai tukang kebersihan sebuah gedung acara yang lokasinya di dekat pantai laut lepas. pria ini bernama robin. bukan seseorang yang istimewa, bukan juga pria lugu. robin meluangkan waktu senggangnya dengan berpikir dan bermain. di jam kerja nya, seringkali dia bergaul dengan bermacam2 orang, yang mana orang2 tersebut adalah para penyewa gedung tempat dia bekerja. dan seringkali dia terpaksa mencari kamus dan literatur bacaan karena banyak sekali orang2 yang mengajaknya untuk ngobrol sambil menunggu acara dalam gedung selesai, padahal robin sedang bekerja mengawasi dan membersihkan sampah2 yang dibuat oleh orang2 yang menghadiri acara. bukan hal yang mudah memang, harus mewakili pemilik gedung untuk menjelaskan fasilitas2 yang dimiliki dan akses2 gedung sembari bekerja membersihkan gedung setiap waktu. tapi itulah keseharian seorang robin si tukang kebersihan gedung.
pada suatu ketika, gedung itu disewa oleh sepasang suami istri kaya raya yang sudah tua, selama 1 bulan penuh. mereka menyewa gedung tersebut sebagai tempat sayembara untuk mencarikan suami bagi putrinya yang sudah berumur cukup untuk menikah. penyewa gedung ini merahasiakan identitas mereka dan putrinya, robin hanya diperbolehkan mengenal mereka sebagai TUAN, NYONYA, dan NONA MUDA... robin tidak ambil pusing dengan hal itu, karena dia tahu bahwa mereka hanyalah penyewa gedung yang eksentrik, yang tak lama lagi akan menghilang dari gedung itu setelah sayembara selesai. "kuharap tidak ada badai dalam waktu dekat ini" kata robin dalam hati. dia tau bahwa dia pasti kerepotan dengan air pasang yang naik ke halaman gedung dan pasir2 yang mengotori taman. belum lagi angin laut yang ganas ketika badai yang akan memporak porandakan semua peralatan berkebunnya dan dia khawatir, akuarium yang dia buat di ruang utama sebagai hiasan tidak akan selesai tepat waktu karena badai akan membuyarkan rencananya untuk berburu ikan hias dan teerumbu karang... begitu banyak rencana di otak robin dan dia khawatir tentang banyak hal.
pada hari pertama penyewa gedung datang, mereka membawa banyak sekali barang2 yang harus ditata dalam gedung. mereka mengajak putrinya turut serta. "cantik", robin berbisik pelan dalam nada datar pada dirinya sendiri. selanjutnya robin lebih banyak menggerutu dan bersungut2 karena dia harus mendekorasi ulang gedung dengan barang2 bawaan tuan dan nyonya penyewa.. "akuariumku...", keluhnya dalam hati. akuarium itu adalah inisiatifnya yang lebih mirip obsesi.
dan datanglah badai menghantam pesisir tempat robin bekerja. badai yang telah menghancurkan kendaraan dan beberapa akses jalan disekitar gedung acara. semuanya terjadi begitu cepat dan ganas.. robin sangat sibuk sekali dan sangat kaget ketika tuan dan nyonya penyewa memutuskan untuk tinggal dalam gedung selama beberapa hari selama diperlukan. nona muda yang tidak setuju dengan keputusan itu pun semakin tidak mendukung dengan sikapnya yang uring2an. robin pun menjelaskan bahwa fasilitas gedung ini tidak memiliki ruang tidur untuk tamu menginap, tetapi dibantah oleh tuan penyewa bahwa mereka berhak menggunakan gedung dan fasilitasnya selama jangka waktu yang disewa untuk apapun. robin mengiyakan dengan enggan, dia belum pernah mengalami hal ini.
hari2 berikutnya diisi dengan konflik yang tidak pernah robin alami... betapa banyak buku yang ia baca, kamus yang dia punya, masih saja ada kesulitan untuk berkomunikasi dengan penyewa gedung.. betapa robin telah menyarankan untuk membatalkan sayembara karena dia tau banyak sekali fasilitas gedung yang rusak dan tidak bisa dipakai, bahkan robin sendiri mengajukan diri untuk membantu mengajukan klaim pada pemilik gedung, walau dia tau bahwa bencana alam mampu membatalkan kontrak usaha. tuan dan nyonya penyewa tetap pada pendiriannya karena selebaran sayembara sudah tersebar dan tidak mungkin dibatalkan. robin pun akhirnya memahami, meski dia tetap bersungut2 untuk beberapa hal dikarenakan nona muda juga sering berulah. pernah suatu hari, akuarium robin diisi oleh rumput dan ganggang laut yang kotor dan sedikit bercampur sampah.
robin sangat geram dengan hal ini, "apa maksud nona dengan memasukkan rumput laut kedalam akuarium ini!?".
nona muda menjawab dengan genit namun polos (ceria lebih tepatnya ^_^) "kukira akan lebih bagus dengan itu, biota laut akan lengkap.. kamu tinggal mencari ikan2 laut yang cantik dan akuarium mu akan sempurna"..
robin tidak mampu marah, tidak dengan hal seperti ini. robin tau bahwa mungkin yang diinginkan nona muda adalah terumbu karang yang indah, "namun dia memungutnya dipantai setelah badai reda kemarin" robin bergumam sendiri. hari2 berikutnya dipenuhi dengan hal2 penuh konflik namun robin tetap berusaha logis, "mereka adalah penyewa gedung ini"... dan cuaca buruk dan badai pun rutin menghampiri setiap hari.
hari sayembara pun tiba... semua eksekutif muda, para pangeran kerajaan bisnis, para petualang entrepreneur datang dari segala penjuru dunia,.. maklum, selebarannya di tag via facebook, di retweet oleh banyak orang, hash tag #sayembaramencaricinta pun jadi trending topic di twitter, dan dipasang di google adwords (wow!).. semua datang berbasah2 dan susah payah menembus badai dan akses jalan yang belum diperbaiki. (thank you foursquare? google earth?)
semua datang dengan style.. keren dan penuh dengan aroma kompetisi. robin pun sangat kelabakan karena dia harus menjadi panitia acara.. "ini gila, ada 4 orang disini dan yang bekerja hanyalah aku.. tiga orang lainnya ini harus tinggal dan melakukan interview, sementara mereka meninggalkan sisa kerjanya untukku... ini gila, ini tidak mungkin!" robin berlari kesana kemari mempersiapkan segala sesuatu, sementara para peserta sayembara mulai tidak sabar menunggu dan letupan gengsi dari mereka mulai saling bergesekan menimbulkan percikan ketegangan.
bertepatan dengan badai yang mendobrak masuk dengan suara halilintar, para peserta sayembara berada dipuncak ketegangan mereka. nona muda yang tak kunjung tersenyum dan terus memalingkan muka membuat semuanya gerah. tak terkecuali robin yang juga hampir berada diujung kesabarannya. namun seketika itu robin menyurutkan emosi dirinya demi melerai sebuah perkelahian antar peserta sayembara yang memang jelas2 sudah tidak tahan dengan situasi ini.
robin menerima sebuah pukulan keras di hidungnya, sebuah pukulan liar entah darimana datangnya, tersungkur, bangkit lagi, namun tidak membalas hanya berteriak " berhenti!, stop! stoppen! arrêter! parar! itigil! Tomete!..., ...,.." masing2 orang mulai bisa menenangkan diri ketika mereka terheran dengan robin yang nyerocos terus dalam berbagai bahasa...
semuanya melihat robin dengan kepala sedikit miring,..
pada saat itulah, pintu masuk utama serasa meledak terhantam benda keras dan air pasang berhamburan masuk... sampan milik robin yang digunakan untuk mencari terumbu karang menghantam pintu dan terus merangsek masuk terbawa air pasang yang semakin tinggi memasuki ruangan, "gedung ini akan tenggelam!"
yang tadinya semuanya terdiam, kini panik!.. berlari dan terpeleset, kesana kemari tidak tentu arah..
pun hanya robin yang mempunyai reflek bagus tentang badai, karena dia memang bertahun2 bekerja digedung itu. sampan yang tadi masuk ke ruangan segera dikejarnya.. dan berhasil! robin berhasil mendapatkan sampan tersebut dan berhasil naik keatas sampan...
ada yang aneh ketika robin merasa ada seseorang yang menggapai tangannya dari dalam air,... hanya sebuah tangan saja yang terlihat, tetapi seketika itu juga robin merasa ini adalah tangan seseorang yang dia rindukan selama ini, sebuah tangan yang dia tau jika dia berhasil menariknya, maka tangan itu lah yang akan selalu bersamanya...
semua pintu dan jendela tak mampu menahan air pada saat itu, semua terbuka lebar dan air mulai kebingungan keluar masuk dalam gedung bercipratan tak keruan. robin yang pada saat itu terombang-ambing oleh desakan air di sampannya segera menarik tangan yang telah menggapainya.. "ini tangan si NONA MUDA!"
ada saatnya kita merasa lelah dengan klise sebuah cerita, tapi, sebuah cerita memiliki pesan yang memang hanya akan tersampaikan kepada dia yang telah membaca seluruh cerita... yang terjadi kemudian memang, nona muda berhasil naik ke sampan.. dan entah darimana datangnya ,hanya Tuhan yang tahu dan maha memberi rezeki, robin berhasil mendapatkan dayung untuk mengendalikan sampan yang menggila...
selang beberapa saat pun sampan yang dinaiki robin dan nona muda telah berada diluar gedung... air pasang yang lebih mirip tsunami pun perlahan surut membawa sampan ke tepian dangkal..
"take me with you..." nona muda berucap sambil memeluk robin dari belakang..
robin terhenyak... "setelah semua kekacauan ini..." mata robin yang nanar penuh dengan gejolak emosi yang tak terbendung mulai meneteskan air mata ketika pandangannya yang menyusuri pesisir pantai melihat tuan dan nyonya penyewa gedung tergolek lemah namun wajah mereka tersenyum melihat dirinya bersama nona muda.
ya, robin dan nona muda yang dia sendiri belum mengenal namanya, berada disebuah sampan yang akan dikayuh mencari asa dan pertolongan Tuhan... tidak ada lagi gedung, tidak ada lagi akuarium obsesinya...
kini robin dengan sebuah sampan kecil dan dayung, bersama nona muda tanpa nama yang mendampinginya, mulai mengayuh bahtera cinta dan kehidupan berbekal senyum dari tuan dan nyonya penyewa gedung untuk memulai hidupnya yang baru.
pada suatu ketika, gedung itu disewa oleh sepasang suami istri kaya raya yang sudah tua, selama 1 bulan penuh. mereka menyewa gedung tersebut sebagai tempat sayembara untuk mencarikan suami bagi putrinya yang sudah berumur cukup untuk menikah. penyewa gedung ini merahasiakan identitas mereka dan putrinya, robin hanya diperbolehkan mengenal mereka sebagai TUAN, NYONYA, dan NONA MUDA... robin tidak ambil pusing dengan hal itu, karena dia tahu bahwa mereka hanyalah penyewa gedung yang eksentrik, yang tak lama lagi akan menghilang dari gedung itu setelah sayembara selesai. "kuharap tidak ada badai dalam waktu dekat ini" kata robin dalam hati. dia tau bahwa dia pasti kerepotan dengan air pasang yang naik ke halaman gedung dan pasir2 yang mengotori taman. belum lagi angin laut yang ganas ketika badai yang akan memporak porandakan semua peralatan berkebunnya dan dia khawatir, akuarium yang dia buat di ruang utama sebagai hiasan tidak akan selesai tepat waktu karena badai akan membuyarkan rencananya untuk berburu ikan hias dan teerumbu karang... begitu banyak rencana di otak robin dan dia khawatir tentang banyak hal.
pada hari pertama penyewa gedung datang, mereka membawa banyak sekali barang2 yang harus ditata dalam gedung. mereka mengajak putrinya turut serta. "cantik", robin berbisik pelan dalam nada datar pada dirinya sendiri. selanjutnya robin lebih banyak menggerutu dan bersungut2 karena dia harus mendekorasi ulang gedung dengan barang2 bawaan tuan dan nyonya penyewa.. "akuariumku...", keluhnya dalam hati. akuarium itu adalah inisiatifnya yang lebih mirip obsesi.
dan datanglah badai menghantam pesisir tempat robin bekerja. badai yang telah menghancurkan kendaraan dan beberapa akses jalan disekitar gedung acara. semuanya terjadi begitu cepat dan ganas.. robin sangat sibuk sekali dan sangat kaget ketika tuan dan nyonya penyewa memutuskan untuk tinggal dalam gedung selama beberapa hari selama diperlukan. nona muda yang tidak setuju dengan keputusan itu pun semakin tidak mendukung dengan sikapnya yang uring2an. robin pun menjelaskan bahwa fasilitas gedung ini tidak memiliki ruang tidur untuk tamu menginap, tetapi dibantah oleh tuan penyewa bahwa mereka berhak menggunakan gedung dan fasilitasnya selama jangka waktu yang disewa untuk apapun. robin mengiyakan dengan enggan, dia belum pernah mengalami hal ini.
hari2 berikutnya diisi dengan konflik yang tidak pernah robin alami... betapa banyak buku yang ia baca, kamus yang dia punya, masih saja ada kesulitan untuk berkomunikasi dengan penyewa gedung.. betapa robin telah menyarankan untuk membatalkan sayembara karena dia tau banyak sekali fasilitas gedung yang rusak dan tidak bisa dipakai, bahkan robin sendiri mengajukan diri untuk membantu mengajukan klaim pada pemilik gedung, walau dia tau bahwa bencana alam mampu membatalkan kontrak usaha. tuan dan nyonya penyewa tetap pada pendiriannya karena selebaran sayembara sudah tersebar dan tidak mungkin dibatalkan. robin pun akhirnya memahami, meski dia tetap bersungut2 untuk beberapa hal dikarenakan nona muda juga sering berulah. pernah suatu hari, akuarium robin diisi oleh rumput dan ganggang laut yang kotor dan sedikit bercampur sampah.
robin sangat geram dengan hal ini, "apa maksud nona dengan memasukkan rumput laut kedalam akuarium ini!?".
nona muda menjawab dengan genit namun polos (ceria lebih tepatnya ^_^) "kukira akan lebih bagus dengan itu, biota laut akan lengkap.. kamu tinggal mencari ikan2 laut yang cantik dan akuarium mu akan sempurna"..
robin tidak mampu marah, tidak dengan hal seperti ini. robin tau bahwa mungkin yang diinginkan nona muda adalah terumbu karang yang indah, "namun dia memungutnya dipantai setelah badai reda kemarin" robin bergumam sendiri. hari2 berikutnya dipenuhi dengan hal2 penuh konflik namun robin tetap berusaha logis, "mereka adalah penyewa gedung ini"... dan cuaca buruk dan badai pun rutin menghampiri setiap hari.
hari sayembara pun tiba... semua eksekutif muda, para pangeran kerajaan bisnis, para petualang entrepreneur datang dari segala penjuru dunia,.. maklum, selebarannya di tag via facebook, di retweet oleh banyak orang, hash tag #sayembaramencaricinta pun jadi trending topic di twitter, dan dipasang di google adwords (wow!).. semua datang berbasah2 dan susah payah menembus badai dan akses jalan yang belum diperbaiki. (thank you foursquare? google earth?)
semua datang dengan style.. keren dan penuh dengan aroma kompetisi. robin pun sangat kelabakan karena dia harus menjadi panitia acara.. "ini gila, ada 4 orang disini dan yang bekerja hanyalah aku.. tiga orang lainnya ini harus tinggal dan melakukan interview, sementara mereka meninggalkan sisa kerjanya untukku... ini gila, ini tidak mungkin!" robin berlari kesana kemari mempersiapkan segala sesuatu, sementara para peserta sayembara mulai tidak sabar menunggu dan letupan gengsi dari mereka mulai saling bergesekan menimbulkan percikan ketegangan.
bertepatan dengan badai yang mendobrak masuk dengan suara halilintar, para peserta sayembara berada dipuncak ketegangan mereka. nona muda yang tak kunjung tersenyum dan terus memalingkan muka membuat semuanya gerah. tak terkecuali robin yang juga hampir berada diujung kesabarannya. namun seketika itu robin menyurutkan emosi dirinya demi melerai sebuah perkelahian antar peserta sayembara yang memang jelas2 sudah tidak tahan dengan situasi ini.
robin menerima sebuah pukulan keras di hidungnya, sebuah pukulan liar entah darimana datangnya, tersungkur, bangkit lagi, namun tidak membalas hanya berteriak " berhenti!, stop! stoppen! arrêter! parar! itigil! Tomete!..., ...,.." masing2 orang mulai bisa menenangkan diri ketika mereka terheran dengan robin yang nyerocos terus dalam berbagai bahasa...
semuanya melihat robin dengan kepala sedikit miring,..
pada saat itulah, pintu masuk utama serasa meledak terhantam benda keras dan air pasang berhamburan masuk... sampan milik robin yang digunakan untuk mencari terumbu karang menghantam pintu dan terus merangsek masuk terbawa air pasang yang semakin tinggi memasuki ruangan, "gedung ini akan tenggelam!"
yang tadinya semuanya terdiam, kini panik!.. berlari dan terpeleset, kesana kemari tidak tentu arah..
pun hanya robin yang mempunyai reflek bagus tentang badai, karena dia memang bertahun2 bekerja digedung itu. sampan yang tadi masuk ke ruangan segera dikejarnya.. dan berhasil! robin berhasil mendapatkan sampan tersebut dan berhasil naik keatas sampan...
ada yang aneh ketika robin merasa ada seseorang yang menggapai tangannya dari dalam air,... hanya sebuah tangan saja yang terlihat, tetapi seketika itu juga robin merasa ini adalah tangan seseorang yang dia rindukan selama ini, sebuah tangan yang dia tau jika dia berhasil menariknya, maka tangan itu lah yang akan selalu bersamanya...
semua pintu dan jendela tak mampu menahan air pada saat itu, semua terbuka lebar dan air mulai kebingungan keluar masuk dalam gedung bercipratan tak keruan. robin yang pada saat itu terombang-ambing oleh desakan air di sampannya segera menarik tangan yang telah menggapainya.. "ini tangan si NONA MUDA!"
ada saatnya kita merasa lelah dengan klise sebuah cerita, tapi, sebuah cerita memiliki pesan yang memang hanya akan tersampaikan kepada dia yang telah membaca seluruh cerita... yang terjadi kemudian memang, nona muda berhasil naik ke sampan.. dan entah darimana datangnya ,hanya Tuhan yang tahu dan maha memberi rezeki, robin berhasil mendapatkan dayung untuk mengendalikan sampan yang menggila...
selang beberapa saat pun sampan yang dinaiki robin dan nona muda telah berada diluar gedung... air pasang yang lebih mirip tsunami pun perlahan surut membawa sampan ke tepian dangkal..
"take me with you..." nona muda berucap sambil memeluk robin dari belakang..
robin terhenyak... "setelah semua kekacauan ini..." mata robin yang nanar penuh dengan gejolak emosi yang tak terbendung mulai meneteskan air mata ketika pandangannya yang menyusuri pesisir pantai melihat tuan dan nyonya penyewa gedung tergolek lemah namun wajah mereka tersenyum melihat dirinya bersama nona muda.
ya, robin dan nona muda yang dia sendiri belum mengenal namanya, berada disebuah sampan yang akan dikayuh mencari asa dan pertolongan Tuhan... tidak ada lagi gedung, tidak ada lagi akuarium obsesinya...
kini robin dengan sebuah sampan kecil dan dayung, bersama nona muda tanpa nama yang mendampinginya, mulai mengayuh bahtera cinta dan kehidupan berbekal senyum dari tuan dan nyonya penyewa gedung untuk memulai hidupnya yang baru.